Suatu malam, bis Solo-Jogja melaju dengan kecepatan sedang, penumpang terkantuk-kantuk bosan. Bis berhenti di perempatan lampu merah, seorang pengamen bergitar naik, penumpang mulai resah harus mengeluarkan recehan untuk kesekian kalinya.
Di dalam bus, pengamen berjalan ke depan, hanya sedikit penumpang yang melirik, lainnya asyik dengan kantuknya atau suara-suara yang mengalun dari earphone mereka.
“Selamat malam Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian, numpang ngamen. Tapi saya ngamen bukan sembarang ngamen karena saya akan ngamen dengan gratis!”, penumpang menoleh, penasaran.
“Saya tidak akan meminta apa-apa dari Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian, cukup mendengarkan lagu yang akan saya nyanyikan maka saya sudah senang bukan kepalang. Saya jujur, saya tidak akan minta apa-apa, saya hanya ingin menghibur Anda-anda sekalian.”
Pengamen itu memetik gitar dan menyanyikan dua lagu dengan indahnya, penumpang masih penasaran namun mencoba menikmati. Suaranya cukup bagus dan lagunya pun bukan lagu pasaran, cukup menghibur.
“Demikianlah saya mengamen, dan sesuai janji saya tadi, saya tidak akan meminta apa-apa. Terima kasih sudah mendengarkan..”, pengamen itu bergerak menuju ke belakang dan duduk di sebuah kursi yang kosong.
Lima atau sepuluh menit kemudian, sebagian penumpang masih setengah heran dengan pengamen gratisan tadi. Tiba-tiba sebuah suara dari belakang diiringi petikan gitar..
“Bapak-bapak dan Ibu-ibu, saya tadi sudah ngamen gratis, sekarang saatnya ngamen yang mbayar“.
Leave a Reply