Jadi ceritanya kemarin saya diberi kesempatan untuk menjajal powerbank Asus ZenPower Ultra selama beberapa hari. Belum sempat eksplor semua kemampuannya sih, tapi cukup untuk mengetahui kualitas powerbank dengan kapasitas riil 20100 mAh ini.
Sampel produk yang saya coba warnanya hitam doff dengan desain simpel dan elegan sehingga tetap nyaman dilihat dan dipegang meski ukurannya lumayan besar.
Fitur ZenPower Ultra
Powerbank dari Asus ini ukurannya cukup besar, yaitu lebar 6 sentimeter, tebal 2 sentimeter, dan panjang 18 sentimeter. Bobotnya lumayan lah, sekitar setengah kilogram. Wajar karena ukurannya cukup besar.
Powerbank datang dalam kemasan karton dengan ukuran hampir sama dengan powerbank dan dilengkapi asesoris berupa kabel micro USB untuk keperluan charging baik untuk input maupun output, pouch, serta sebuah buku panduan.
Di bagian depan, terdapat satu port micro USB untuk mengisi daya powerbank, 4 titik LED sebagai indikator kapasitas powerbank, satu LED yang berfungsi sebagai senter darurat, 2 slot USB, dan sebuah tombol power.
Jika tombol power ditekan, maka lampu indikator akan menyala sesuai kapasitas powerbank saat itu. Satu LED untuk 25%, 2 LED untuk 50%, 3 LED untuk 80%, dan semua lampu akan menyala saat powerbank dalam keadaan penuh (fully charged).
Sedangkan di bagian belakang terdapat tulisan “20100 mAh” dengan ukuran besar serta spesifikasi teknis untuk input maupun outputnya.
Untuk outputnya sendiri ada beberapa level, bisa 5,1 volt, 9,1 volt, maupun 12,1 volt.
Output 5 volt digunakan untuk mengisi baterai gadget pada umumnya, sedangkan yang lainnya digunakan jika gadget yang di-charge mendukung protokol Quick Charge besutan Qualcomm. Sayangnya kemarin saya tidak bisa mencoba fitur ini karena saya tidak memiliki gadget yang dilengkapi dengan fitur quick charging.
Selanjutnya coba kita hitung kapasitas sebenarnya dari ZenPower Ultra ini.
Seperti yang pernah saya tulis di post lama tentang cara memilih powerbank, saya coba bandingkan ukuran Asus ZenPower Ultra ini dengan beberapa baterai Li-Ion ukuran 18650 yang biasa digunakan sebagai sumber tenaga laptop maupun powerbank pada umumnya.
Berdasar perbandingan di atas, Asus ZenPower Ultra kemungkinan besar berisi 6 buah baterai Li-Ion ukuran 18650. Dengan asumsi tersebut, maka baterai Li-Ion yang digunakan memiliki kapasitas 3.350 mAh per biji-nya.
Sebuah temuan yang menarik mengingat harga baterai Li-Ion dengan ukuran 18650 dan kapasitas riil 3.350 mAh di pasaran masih di atas 100 ribu per buah sehingga harga powerbank sebesar 600-700 ribu ini masih cukup masuk akal.
Mengisi Powerbank
Saat saya terima, daya powerbank sudah sangat lemah sehingga harus segera saya isi ulang.
Saya menggunakan power adapter bawaan iPad Mini dan ZenPower Ultra menarik arus sebesar 1,28 Ampere. Jika kondisi ini ideal, maka saya akan bisa men-charge powerbank ini sampai penuh dalam waktu kurang lebih 20 sampai 24 jam.
Sayangnya, semakin lama powerbank di-charge maka arus yang ditarik semakin kecil. Dugaan saya, ada sirkuit pintar di dalam powerbank ini yang mengatur besarnya arus yang masuk dengan memperhitungkan suhu powerbank agar tidak cepat panas/rusak.
Hasilnya, 3 titik indikator LED baru menyala –yang menandakan kapasitas powerbank mencapai 80%– setelah saya charge selama kurang lebih 36-40 jam. Lama juga ya 😀
Sebenarnya ZenPower Ultra ini juga telah mendukung fitur Quick Charge dari Qualcommm sehingga powerbank bisa di-charge dalam waktu 7-8 jam saja menggunakan power adaptor khusus. Sayangnya Asus tidak menyertakan power adaptor yang menggunakan chip Qualcomm sehingga pemilik harus membelinya secara terpisah.
Menggunakan Powerbank
Pertama saya menggunakan Asus ZenPower Ultra ini untuk mengisi baterai HTC One (M7) dan saya mendapatkan output 4,96 volt dan 0,98 ampere.
Kemudian saya coba menggunakan ZenPower Ultra ini untuk mengisi baterai iPad Mini dan di alat yang saya gunakan menunjukkan output 4,93 volt dan 1,21 ampere.
Terakhir, saya coba gunakan kedua port USB yang tersedia untuk mengisi kedua gadget tersebut untuk melihat apakah arusnya dibagi dua. Ternyata arus yang keluar di tiap port tetap sama. Keren!
Artinya output untuk kedua port USB adalah sama dan tidak dibagi dua (dedicated).
Fitur Tambahan
Asus menambahkan sebuah LED yang berfungsi sebagai senter darurat di ZenPower Ultra yang memiliki dua brightness level yang berbeda (bisa terang bisa redup). Sayangnya, LED yang digunakan bukanlah LED yang terbaik sehingga warna sinarnya kurang nyaman di mata.
Namun saya tidak bisa menuntut banyak dari fitur tambahan ini karena fungsi utama ZenPower Ultra adalah sebagai powerbank, bukan senter.
Kesimpulan
Setelah menggunakan ZenPower Ultra dari Asus ini, secara umum saya puas dengan kualitas dan fiturnya meski ada beberapa catatan kecil.
Keuntungan:
- Kapasitas baterai sangat besar.
- Desain simpel dan elegan.
- Indikator kapasitas powerbank sangat berguna.
- Fitur tambahan berupa senter cukup bermanfaat.
- Harganya masih masuk akal dengan kapasitas riil 20100 mAh.
Kekurangan:
- Tidak disertakan power adapter yang mendukung fitur Quick Charge.
- Mengisi daya ZenPower Ultra menggunakan power adaptor biasa butuh waktu lama.
Kapasitas powerbank yang cukup besar membuat ZenPower Ultra ini cocok untuk orang-orang yang selalu membawa beberapa gadget sekaligus atau untuk Anda yang sering bepergian dan jauh dari colokan listrik dalam waktu lama.
Q-thrynx
voltmetere apik. 🙂
Yeni Setiawan
@Q-thrynx: volt meter murah meriah, gak sampai 20 ribu Mas.
Yugo
Pernah pegang juga punya teman yang dapat jatah review, segede baterai laptop dan berat. ?
Jual Brainking Plus
belum pernah liat barang yang ini, boleh lah kalo di coba
detnot
Harganya ngalah2in harga hp jeng
Dirman
Ini dipasang di motor lalu buat charge gopro apik yo mas 😀