Karena hampir selalu membawa pisau kemanapun saya pergi, beberapa orang beranggapan bahwa pisau tersebut adalah alat bela diri yang saya siapkan jika sewaktu-waktu shit happens. Sebuah “tuduhan” yang bukan tanpa alasan, mengingat banyaknya film perang yang sering kita lihat sejak jaman kecil dulu.
Mumpung lagi gak ada bahan ngeblog, baiklah akan saya ceritakan alasan saya membawa alat potong tersebut hampir setiap hari bersama saya.
Pertama, bagi saya pisau adalah sebuah alat potong.
Manusia terlahir tanpa dikaruniai cakar dan taring panjang sehingga tidak bisa mengoyak dan menyobek makanan. Bahkan sekedar membuka bungkus ciki sekalipun kadang butuh perjuangan keras jika kita tidak menggunakan alat bantu seperti gunting atau pisau. Di sinilah pisau saya gunakan sesuai kodratnya, untuk membuka bungkus ciki.
Kedua, saya bukan praktisi bela diri.
Jaman dahulu memang saya pernah berlatih satu-dua cabang bela diri. Sayangnya ilmu bela diri yang saya pelajari hanya dalam beberapa bulan tersebut sudah luntur tanpa bekas seiring menumpuknya lemak di badan karena tidak pernah berlatih selama ratusan purnama.
Alih-alih sebagai alat bela diri, pisau yang kita pakai malah bisa menjadi senjata makan tuan. Ingat, sebagai penjahat, pisau dan berbuat kasar mungkin adalah menu sarapannya setiap hari.
Membawa pisau tidak akan membuat kita lebih aman kecuali kita menguasai teknik bela diri yang memadai. Ingat, berkelahi di jalanan sangat berbeda situasinya dengan bertarung di dojo atau sasana latihan bela diri.
Ketiga, konsekuensi memilih pisau sebagai alat bela diri.
Di negara tercinta ini tidak ada undang-undang yang melindungi seseorang dari aksi bela diri yang dilakukan. Misal Anda diserang penjahat dan Anda tidak sengaja menewaskan penjahat tersebut, Anda akan tetap mendekam di penjara karena telah menghabisi nyawa orang lain.
Selain itu, coba bayangkan berapa banyak waktu dan biaya yang akan Anda keluarkan selama proses peradilan dengan kondisi hukum di negara ini yang masih jauh dari kata ideal. Belum lagi jika penjahat tersebut ternyata anak pejabat, siapa yang akan menang?
Alasan-alasan tersebutlah yang membuat saya sengaja memilih pisau-pisau dengan ukuran sekecil mungkin dan bentuk yang tidak terlalu intimidatif. Saya menggunakan pisau sebagai alat, bukan untuk mengintimidasi siapapun.
Sebagai penutup, mohon untuk tidak bertanya kepada saya cara menghindari razia senjata tajam yang dilakukan oleh pihak yang berwajib ya 😀
Razia senjata tajam biasanya dilakukan oleh pihak kepolisian saat ada kejadian-kejadian tertentu. Sebagai warga negara yang baik, tentu saja kita harus mematuhi seluruh peraturan perundangan yang berlaku, sebaik mungkin.
Bisma
Mantap om, sepemikiran juga kita..
Nah ketika razia apa yang om jawab ketika ditanya. Bawa pisau buat apa?
Terimakasih
detnotnot
kalo di bandara disuruh ninggal gk jeng? btw itu kan peso mahal
Yeni Setiawan
@detnotnot
Kalau lewat bandara biasanya bawa pisau yang gak terlalu mahal lalu masukin bagasi, Jeng.
yeni pramono
Oom Yeni,saya pengin punya M9 bayonet ,apakah harus urus ijin ya Oom?