Setiap jalan-jalan di gunung, saya selalu menyempatkan diri tengok kanan-kiri untuk melihat jika ada buah raspberry yang ranum dan siap dimakan. Selama ini yang saya lihat buahnya kecil-kecil, paling besar cuma seukuran kelereng. Rasanya kecut-kecut manis, menyegarkan tenggorokan.
Hati-hati saat memetik buahnya karena batang pohon raspberry ini berduri tajam. Kadang ada yang warnanya kehitaman jika sudah tua dan ranum, namun ada juga yang merah semakin menyala. Kemungkinan memang ada beberapa varian.
Jika kita bagi jarak tempuh perjalanan dari bawah menuju puncak gunung menjadi 4 (empat) bagian, maka populasi raspberry ini biasanya berada di seperempat bagian yang pertama dan kedua. Sayangnya di Merbabu kemarin saya hanya menjumpai pohon tanpa buah. Entah karena tidak musim atau karena sudah dipetik oleh pendaki lain.
Untungnya ketika turun gunung kami melalui jalur yang angker dan jarang dilewati pendaki. Sehingga saya menemukan satu pohon yang buahnya ranum-ranum dan menggoda untuk dimakan.
Ah saya jadi ingat dahulu saya pernah memanfaatkan buah ini untuk memulai percakapan dengan seorang cewe yang tidak saya kenal sebelumnya, di Gunung Merbabu juga.
Note: gambar saya ambil dari internet karena kemarin tidak sempat motret pas di gunung.
Leave a Reply