Saya termasuk manusia dengan sistem navigasi jelek. Meskipun telah melewati suatu jalur berkali-kali –apalagi kalau nebeng atau mbonceng– tidak akan menjamin bahwa saya ingat jalan tersebut, terlebih lagi jika di tempat-tempat baru. Karena itu saya sangat menggemari teknologi positioning karena teknologi tersebut sangat membantu saya.
Asyiknya, saya tidak butuh perangkat GPS mahal-mahal untuk memanfaatkan teknologi positioning tersebut. Saya cukup menggunakan ponsel yang diinstal Google Maps di dalamnya dan saya ready to go. Bahkan ponsel tidak perlu ada modul GPS di dalamnya, bisa segala jenis ponsel selama bisa diinstal Google Maps karena Google Maps menggunakan teknologi Location Based Service.
Kemudian beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan modul GPS merk i-GotU dari My Digital Life sebagai hadiah kuis. Perangkat ini hanya berfungsi sebagai data logger dan modul GPS, jadi sama sekali tidak ada layar untuk melihat-lihat sesuatu. Tombolnya saja cuma satu, bulet gede di tengah π
Modul i-GotU ini bisa berfungsi sendiri sebagai data logger (mencatat track yang kita lalui di memory internal), disambungkan dengan PC/laptop menggunakan software navigasi semacam Garmin, atau menggunakan ponsel.
Kali ini saya coba menggunakan TrekBuddy di ponsel. TrekBuddy adalah aplikasi J2ME super keren yang dibuat oleh programmer yang tidak mau diketahui nama aslinya. Sayangnya TrekBuddy ini masih kosongan, jadi saya harus mendownload peta suatu kota dari Google Maps (menggunakan web gm2tb) terlebih dahulu lalu memasukannya ke dalam memory ponsel. Baru setelah itu bisa digunakan untuk jengjeng.
Berikut ini perbandingan hasil menggunakan modul GPS dan TrekBuddy (kiri) versus Google Maps (kanan):
TrekBuddy memang menampilkan lokasi yang lebih presisi dan tidak membutuhkan pulsa karena peta didownload dari PC/laptop lalu disimpan di memori ponsel, tetapi menurut saya kurang praktis karena harus mendownload peta baru untuk lokasi baru. Belum lagi sinkronisasi ponsel dengan perangkat GPS yang butuh waktu beberapa saat. Memang tidak sampai 5 menit, tapi agak merepotkan.
Berbeda dengan Google Maps, meskipun akurasinya dalam rentang ratusan meter dan membutuhkan pulsa untuk menampilkan peta secara langsung dari server Google, namun sangat praktis dan mudah digunakan. Bahkan saya biasa menghitung jarak suatu kota ke kota lain dan mendapatkan saran jalur yang harus ditempuh. So far so good!
Sayang sekali ponsel saya lumayan jadul, jadi hanya bisa menggunakan fitur-fitur dasar dari Google Maps/Latitude. Ada yang mau nyumbang ponsel? Nanti saya review di blog ini deh π π
kw
aku sering “bingung” ketika panik aja. pengen pakai gps kayaknay ribet ya. mending langsung tanya ke orang saja
π
whoiskliwon
pake google maps dan latitude di Blekberi manteb bro, mau nyoba latitude tapi ngga ada temen yang install google maps di BB :hammer:
Yeni Setiawan
Wah ndak punya BB mas π
Noeg
Kalo tersesat pake kentongan ae yen… ^^
ann
great post! thx for sharing