Pada hari Sabtu pagi kemain, sekitar jam 03.00 saya berangkat ke Kaliurang, nyusul beberapa teman yang sudah datang sejak sore sebelumnya. Namun ketika sampai villa tempat mereka menginap, ternyata tidak ada orang samasekali dan villa dalam keadaan terkunci. Info yang saya dapatkan via sms adalah mereka sedang jalan-jalan malam ke Goa Jepang yang tidak jauh dari villa tersebut.
Daripada sendirian di villa, saya putuskan untuk menyusul mereka. Tadinya berpikir untuk mengendarai motor saja, namun rasanya terlalu berisik di pagi sebuta itu. Jadinya motor saya parkir di villa, baru kemudian jalan kaki menuju lokasi Goa Jepang. Namun yang menjadi masalah adalah saya tidak mengetahui kemana arah menuju Goa Jepang dari tempat saya berada!
Segera saya keluarkan senter kecil yang selalu saya bawa kemana saja –sebagai EDC, bersama sebilah pisau lipat– dan saya buka aplikasi Google Maps di handphone. Setengah pesimis sebenarnya, mengingat saat itu saya berada di daerah Gunung Merapi, mana mungkin Google mengenali daerah ini.
Namun karena Google Maps sudah banyak membantu saya ketika tersesat atau ketika tidak tahu di mana saya berada, tak ada salahnya saya coba.
Google Maps berhasil mendeteksi lokasi saya berada, meskipun beberapa kali berpindah-pindah titik. Namun adanya point dengan nama “Objek Wisata Gardu Pandang” sangat membantu, karena villa yang kami gunakan memang berada di depan Gardu Pandang tersebut. Yang jadi masalah adalah tidak ada poin dengan nama Goa Jepang atau yang mirip-mirip dengan itu.
Lalu saya coba fitur search –masih pesimis– dan memasukkan Goa Jepang dalam kolom pencarian, saya terkejut karena Google Maps ternyata mengenali tempat tersebut dan memberikan tanda berupa tetesan air terbalik berwarna merah di layar handphone saya. (Screenshot di atas sengaja saya buat ketika itu karena merasa takjub :D)
Akhirnya saya beranikan diri menyusuri jalanan gelap (di beberapa tempat nyaris tanpa cahaya) sambil mencari-cari tanda keberadaan mereka, dan there they are!
Sekitar 50 meteran dari tempat teman-teman saya berada, saya berhenti sebentar dan duduk di atas batu. Mengeluarkan es krim yang hampir meleleh karena panas badan (gara-gara jalan nanjak) dan saya rayakan pagi itu dengan menghabiskan sepotong es krim sendirian, sebelum akhirnya saya bergabung dengan mereka.
Leave a Reply