Sejak kecil, saya tinggal di suatu desa yang baru terjangkau listrik ketika saya berumur 7 tahun. Hiburan tiap malam adalah menggelar tikar di pekarangan, menyaksikan bintang di langit sambil mendengar ibu bercerita tentang bintang-bintang di langit itu berdasarkan apa yang beliau dapat dari guru di SR dulu.
Ada dua hal yang masih saya ingat sampai sekarang. Yang pertama adalah ketika saya melihat komet untuk pertama kalinya. Komet itu bergerak dari horizon satu ke horizon lainnya sampai hilang tertutup pohon-pohon bambu yang waktu itu masih banyak terdapat di sekitar rumah.
Sedangkan yang kedua, saya ga tau apa namanya. Ketika sedang menyaksikan pentas dangdut pada suatu perayaan tujuh belasan di balai desa, saya lebih memilih memandang langit daripada memandang penyanyi dangdut yang berdandan seksi.
Di langit saya lihat sesosok seperti komet tetapi berwarna kuning kemerah-merahan (tidak hijau kebiruan seperti komet yang saya lihat pertama kali). Meluncur sangat cepat dan langsung terpecah menjadi lima bagian dan berpencar ke arah yang berbeda-beda dan hilang begitu saja.
Udah, gitu aja.
Leave a Reply