Pada suatu pameran kebudayaan di JEC saya menuju ke anjungan Propinsi Papua. Selain melihat-lihat desain primitif dan hasil kerajinan tangan yang menarik, saya sempat ngobrol dengan bapak penjaga anjungan tersebut. Beliau bercerita tentang keindahan Papua dan kekayaan yang terkandung di dalamnya.
Tak hanya bercerita, beliau juga mengeluarkan botol kecil dari plastik berdiameter 2 cm-an dari dalam dompetnya. Dibuka tutupnya dan isinya dituangkan ke atas telapak tangannya, buliran-buliran emas alam yang ada di dalam botolpun bertebaran di telapak tangan beliau.
Butiran paling besar berukuran sebiji kacang ijo, sementara yang paling kecil berukuran… Itu, seukuran upil yang paling besar yang bisa Anda dapatkan dari hidung Anda, bentuknya juga masih ga jelas gitu. Ajaibnya, semua itu –kata bapak itu– bisa didapatkan hanya dengan masuk hutan dan ceker-ceker tanah saja!
Saya shock.. Ceker-ceker tanah bisa dapet emas, gimana kalau nggali?? Kalau saya ceker-ceker tanah di emperan, paling banter cuma dapet kotoran kucing yang ketimbun pasir T_T
Lalu beliau melanjutkan cerita tentang seorang penduduk Papua yang masuk ke hutan bawa ember selama dua minggu dan begitu keluar ember itu sudah penuh dengan emas. Kemudian sampai kota ember itu dibawa masuk ke dealer mobil dan dia keluar dengan mobil terbaru, tanpa ember. Wow!
Betul-betul tanah surga Nusantara ini. Jika di ujung sana banyak emas berserakan di dalam tanah, maka di tanah Jawa juga banyak pusaka-pusaka kuno berserakan di dalam tanah yang menunggu pemiliknya datang menjemput he.he. Lalu, adakah yang bersedia memberi saya keris? Secara saya dari dulu pengen punya keris ha.ha.
Eh iya, foto di atas ngambil dari Wikipedia. Bentuk asli emas yang ditunjukkan ke saya waktu itu nggak seperti gambar di atas. Tapi bener-bener kayak upil kering dari hidung, dengan berbagai ukuran.
Leave a Reply