Kemarin tidak sengaja membaca status/foto Mas Andy di Facebook mengenai komputer di Internet For Kids yang tersambar petir. Di situ disebutkan mengenai petir paju, dan ingatan saya langsung berputar ke belakang, ke jaman kecil dulu saat masih sering main di rumah tetangga.
Saya ingat bahwa waktu itu tetangga saya, saya lupa persisnya tetangga yang mana, menyebutkan mengenai dua jenis petir. Salah satunya adalah petir paju. Dalam ingatan saya, sepertinya dulu tetangga saya menyebutnya dengan petir taju.
Menurut cerita yang saya dengar, ada dua jenis petir yang berhasil dikenali, yaitu “petir paju/taju” dan “petir jarang“. Lalu apa perbedaan dari dua jenis petir tersebut?
Petir paju/taju tersebut kalau menyambar pohon atau benda lain, akan menimbulkan kerusakan fisik secara jelas, baik itu berupa terbakar, gosong, patah, terbelah, atau hancur. Sepertinya ini jenis petir paling sering beraksi, atau bisa jadi sebenarnya sama-sama sering tetapi petir paju/taju ini paling terlihat kerusakannya.
Sedangkan petir jarang, tidak menimbulkan bekas apapun. Hanya saja lama-kelamaan pohon yang tersambar petir tersebut akan layu dan mati. Sepertinya inilah asal dari kata “jarang“, yang dalam Bahasa Jawa artinya adalah air panas. Jadi pohon seperti disiram air panas lalu mati layu.
Apakah pengkategorian petir ini ada dasar ilmiahnya? Semoga ada ahli perpetiran yang bisa menjawabnya di sini. Atau siapa tahu Gundala mampir ke sini dan bisa menjelaskan perbuatan orang tuanya.
Leave a Reply