Dari sebuah link yang diberikan oleh Pengki yang berisi foto Ranu Kumbolo di jaman penjajahan Belanda, saya lalu melakukan pencarian untuk kampung kelahiran saya, Purwodadi.
Salah satu hasilnya adalah beberapa foto Bledug Kuwu, sebuah situs mud volcano yang menurut mitos merupakan jalur keluarnya Baru Klinthing (ular raksasa yang mengaku sebagai anaknya Aji Saka) setelah berhasil membunuh siluman buaya putih di pantai selatan.
Bledug Kuwu sendiri adalah gabungan dua kata, bledug dan Kuwu. Kuwu adalah sebuah kota kecil di sebelah timur Purwodadi. Dari sebuah buku yang saya curi baca di Gramedia (lupa judulnya), konon Kuwu adalah tempat kelahiran Ken Dedes. Entah benar entah salah, saya nggak tahu.
Berikut ini empat foto yang saya temukan di website dari Belanda tersebut.
Anggota klub sejarah alam (natuurhistorische vereniging) mengunjungi pabrik garam di Kuwu.
Susunan bambu untuk penguapan air (untuk mendapatkan garam) di sebuah pabrik garam di Kuwu.
Anggota klub sejarah alam (natuurhistorische vereniging) sedang melihat air yang menyembul dari dalam tanah.
Anggota klub sejarah alam (natuurhistorische vereniging) di tempat sumber air asin yang memancar di Pertamina-nya kumpeni (NKPM: Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij) di Kunduran, perbatasan Purwodadi dan Blora.
Di posting selanjutnya, akan saya upload beberapa foto Bledug Kuwu yang sempat saya ambil gambarnya beberapa tahun yang lalu. Stay tune!
nicowijaya
waaooow… deket tanah kelahirankuu
Q-thrynx
koq di gambar jeblug’an beldug kuwu kecil ya? dan klakahnya koq masih tetep sama ya…
nice share Yen…
escoret
keren ndal…..
sandalian
@Nico
Kamu lahir di Blora ya Nix?
Ike Wulandari
hahhaha … sepertinya saya yg paling dekat sodara2 …
kabar terbaru, petani garam semakin sedikit. Dan letupane semakin kecil sekarang… luas lahan yang menyemburkan air juga semakin menyempit ….
*ayoooo berkunjung
Pacul
pisan neng bledug kuwu, dalane hadeeeeh…….
ayik
oooooooo…cip bagus
computer zone
cuma sekali saya kesana dulu, lumayan dapet gandengan tangan dulu, cinta monyet katanya
Ndoro Kakung
pas liburan Juni 2011, aku sempat ke Kuwu dari Solo. Itu kunjunganku yang ketiga setelah dua kali sebelumnya semasa kuliah. Jalan menuju ke sana rusak di beberapa titik. Sesampai di Kuwu, aku lihat bledugnya mengecil. Kata seorang penjaga warung, kalau musim hujan bledugnya membesar. Sayang sebagai lokasi wisata, Kuwu tak terawat
Shinta
Wow…… Itu masih ada tah saat ini?
rahmawan
kalo Ke bledug kuwu jangan lupa ke Kesongo. Disana tak kalah menarik dibanding bledug
kerman
eh bledug kwu dket sma dsa q ha ha ha h ah ah n q cuka sjrah bledug kuwu
tidar
dekat rumah simbah di grobogan