Tokoh pada gambar di atas, bernama Borneo. Bukan nama asli pastinya, namun dia pernah menunjukkan kartu nama ke saya. Kartu nama itu, entah dia nemu dari mana. Kemudian seluruh tulisan yang ada dia coret, dan di halaman sebaliknya –yang kosong itu– dia tulisi “Borneo, Rumah: Kalimantan”, dan dengan bangganya mengaku bahwa itu kartu nama dia, tentu saja saya hanya tersenyum.
Kemudian dia minta dibeliin nasi di angkringan tugu. Dan saya tak mampu menolaknya, saya belikan dua bungkus dan kemudian dia pergi.
Bagi yang sering nongkrong di angkringan tugu 1-2 tahun yang lalu, pasti mengenal sosok ini. Kadang dia mengamen menggunakan seruling. Kalau belum dikasih recehan atau ditolak, dia akan melanjutkan meniup alunan seruling maut, asal tiup dan yang penting bunyi.
Kadang kalau sudah jengkel, dia akan meniup seruling dengan hidungnya. Dan entah bagaimana caranya, bunyinya juga cukup nyaring π
Setahunan terakhir, saya tak lagi pernah melihat dia. Entah pergi, entah dibersihkan oleh Pemkot.
Leave a Reply