Misuh itu dalam ajaran agama manapun pasti tidak diperbolehkan. Ajaran agama manapun pasti menginginkan umatnya berkata-kata yang baik dan enak didengar. Namun sayangnya ada beberapa kondisi di mana kita sudah tidak berkata-kata apalagi selain misuh, dan inilah yang saya sebut di mana misuh itu menjadi sunah untuk dilakukan.
Hari ini duit di kantong tinggal 4 ribu rupiah dan duit di ATM sama sekali tidak bisa dikeluarkan karena jumlahnya lebih kecil daripada jumlah terkecil yang bisa dikeluarkan oleh suatu mesin yang kaya itu, meskipun belum bisa disebut duitnya meteran.
Ada suatu rasa percaya diri bahwa hari ini saya akan mendapakan suntikan dana dari client yang melakukan re-design tampilan webnya. Lalu kemudian dapat kabar, bahwa sang client mendadak pergi ke Kamboja selama 10 hari. *glodak!*
Tiba-tiba di kepala sudah ada antiran kata-kata mutiara, mereka berbaris berjejalan saling dorong agar dikeluarkan lebih dulu.
Ah, saya sedikit menyesal terlahir di Bumi Jawa karena terlalu kaya akan khasanah pisuhan ini… (Suatu saat akan saya tulis tentang kekayaan khasanah kata-kata yang kita punyai.)
Meskipun sudah menjadi sunah, namun hati masih tidak rela untuk mengeluarkan barisan kata-kata yang sudah antri tersebut..
Kemudian teringat bahwa masih ada celengan recehan di internet tapi bingung bagaimana cara mencairkannya.
Untung ada seorang geekwati yang cantik dan baik hati yang bersedia menukar celengan virtual saya dengan duit beneran, sehingga saya bisa hidup lebih lama lagi dan kembali merubah level pisuhan itu menjadi mubah kemudian makruh.
Saya yakin Anda juga pernah mengalami kondisi di mana misuh menjadi sunah. Mari berbagi cerita ^_^
Leave a Reply