Sepulang Jumintenan, di tengah malam yang dingin di musim pancaroba, saya mbonceng Funkshit sampe ke kost karena gak bawa motor. Seperti biasa, rute yang kami lewati adalah rute yang sama ketika saya, Pengki dan Funkshit melihat sesosok wanita berjilbab di pertigaan GSP-JMN beberapa waktu yang lalu.
Ketika melewati pertigaan tersebut, Funkshit langsung berkata “Tuh.. tuh ada, coba lihat”, saya langsung menoleh ke arah kanan, di area dalam pagar. Tampak seorang wanita berjilbab, tinggi 155-160cm, baju biru seperut dan celana –sepertinya– model hipster yang rada tidak berpinggang itu.
Ketika kami lihat, entah sadar entah tidak, mbak itu balik kanan dan dalam remang-remang tampaklah sedikit pinggul dia karena celana model hipster tadi. Sepertinya manusia 😀
Setelah 100-200 meter melewati TKP, kami putuskan untuk balik kanan lagi. Namun ketika sampai di tempat tersebut, mbak itu sepertinya telah menghilang atau bersembunyi di dalam kegelapan.
Lalu saya berpikir –eh bertanya ding– pada diri sendiri dan Funkshit, saya bisa melihat mbak itu karena dia manusia ataukah karena saya mbonceng motor Funkshit? Kemudian sampai kost saya cek milis, dan ada laporan bahwa Alle juga melihat mbak yang sama di TKP.
Ah, semoga mbak itu memang manusia. Tapi kalaupun hantu ya sudah, gak ada masalah dia hantu atau manusia.
Sekarang kunci kamar dan lepas baju lalu siap-siap tidur. Di malam dingin seperti ini saya lebih suka bertelanjang dada dan membiarkan badan saya sedikit kedinginan sehingga akan melakukan perlawanan dan menghangat dengan sendirinya sehingga besok bisa bangun dengan perasaan yang lebih segar.
Selamat tidur semuanya –bagi yang mo tidur– dan selamat melek bagi yang ingin menyambut weekend ini dengan mata sembab 😀
Leave a Reply