Hari kamis kemarin saya kebagian jatah untuk nemenin mas tukang marketing di kantor untuk berbicara dengan client tentang kebutuhan website mereka. Ruang meeting terdapat sebuah meja melingkar –dan masing-masing meja terdapat stiker LSM– dengan proyektor di tengah-tengah sehingga untuk menyalakan atau mematikan harus lompat atau mblusuk lewat bawah meja.
Di depan saya tampak sebuah AC dengan monitor menampilkan angka 22 derajat Celcius, tidak saya perhatikan apakah ada AC lain di ruangan yang tidak terlalu luas tersebut. Saya merasa tersiksa di ruangan meeting itu. Meski 22 derajat tidak terlalu dingin tapi rasanya nggak nyaman! Apalagi sambil melihat seorang bos yang sebentar-bentar memainkan jari di smartphone berbadan logam dengan gambar tomat apel di bagian belakangnya (I really want that toy!).
Saya kadang mikir sendiri, apa iya sih orang merasa nyaman berada di ruang ber-AC? Apa mereka gak kedinginan ya? Kantor saya memang ada AC-nya. Tapi thanks God AC tersebut sudah setengah rusak, jadi ga terlalu dingin.
Bagi saya, AC alias Air Conditioning (atau Conditioner?) itu artinya alat untuk mengatur suhu (mengkondisikan) agar membuat kita merasa nyaman. Lha kalau terlalu dingin siapa yang nyaman?
Hari ini saya terkapar di kamar, ga masuk kantor. Badan meriang seharian, sangat tidak nyaman T_T
Mungkin saya memang ga bakat jadi orang kaya. Tapi kalau saya kaya kelak, malah akan saya buang AC dan saya bangun sebuah pendopo di mana angin semriwing mengalir masuk. Segar.
Juga akan saya bangun kamar kerja saya di samping kolam ikan sehingga bisa nyambi mancing, trus bakar di tempat. Dilengkapi dengan hammock yang diikat ke pohon bisa buwat leyeh-leyeh kalo kecapekan. Kandang jangkrik enaknya ntar taruh di mana ya?
* Gambar mbajak dari Flickr-nya Mas Thomas tanpa ijin sebelumnya.
Leave a Reply