Beberapa teman yang pernah nongkrong bareng saya di angkringan tugu, mungkin pernah mengalami kejadian di mana seorang pengamen berambut kriting kriwil-kriwil –dan pernah berkata kepada saya bahwa namanya adalah Mbak Mira– akan mendatangi saya dengan senyum sumringah lalu berkata “Halo Mas Andi..”, yang selanjutnya saya sambut dengan sama sumringahnya seraya menyerahkan beberapa buah karet gelang yang tadinya digunakan untuk membungkus nasi kucing yang saya makan.
Saya tidak pernah mengaku bernama Andi kepada Mbak itu, pernah sekali saya coba meralat namun dia masih menyebut nama saya Andi. Jadi selanjutnya saya biarkan saja, toh tidak ada ruginya bagi saya maupun dia π
Kemudian saya teringat cerita yang pernah disampaikan oleh ibu saya bahwa dahulu menjelang hari-hari kelahiran badan saya ini, beliau berniat memberi nama saya, Andi Dermawan.
Tepat delapan hari sebelum kelahiran saya, Budhe saya –yang rumahnya di sebelah kanan rumah saya– melahirkan anak laki-laki dan oleh Pakdhe bayi tersebut diberi nama Darmawan. Terkejutlah ibu saya dan kemudian membatalkan pemberian nama Andi Dermawan kepada saya.
Dan oleh beliau, dipilihlah sebuah nama yang masih saya gunakan sampai sekarang.
Yang jadi pertanyaan apakah Mbak Mira itu tahu sejarah kelahiran saya tadi? Tentu saja hanya Mbak Mira dan Tuhan yang tahu π
Leave a Reply