To Think Of

Naik Gunung

Dahulu saya senang sekali naik gunung, ngumpulin uang saku untuk ongkos transport, bahkan menggadaikan radio waktu masih sekolah karena duitnya kurang he.he.he.

Namun entah kenapa pikiran saya akhir-akhir ini berubah. Saya jadi merasa bahwa naik gunung bukanlah hal yang seharusnya saya lakukan. Wasting money, wasting time? Sepertinya bukan itu penyebabnya. Secara setelah kerja, uang bukan lagi jadi halangan untuk menyalurkan hobi tersebut. Saya sendiri tak habis pikir dengan perubahan cara pandang saya.

Dua kali pendakian terakhir, ada beberapa hal yang mengganggu pikiran. Di gunung, sampah berserakan di mana-mana. Pohon ditebang sana-sini hanya untuk mencari kehangatan semalam, dan beberapa hal lagi yang menurut saya adalah penganiayaan terhadap alam. Dan hal itu mengganggu pikiran saya!

Memang tidak semua pendaki gunung membuang sampah sembarangan. Tidak semua pendaki menebang pohon untuk dijadikan penghangat malam. Namun saya merasa ikut andil dalam proses penganiayaan alam. Meskipun setiap naik gunung saya sudah membawa kantong sampah sendiri, sudah tidak menebangi pohon lagi, tetap saja saya menjadi bagian dari penganiaya tersebut.

Dan agar kerusakan itu sedikit berkurang, mungkin ada baiknya saya mundur. Meskipun ada cara lain yang bisa dilakukan, misalnya melakukan penyuluhan, bersih gunung masal, dan hal-hal retoris lainnya. Yang jadi pertanyaan, bisakah saya melakukannya?

Saya ngga yakin bisa membuat perubahan sebesar itu. Karena itu saya ingin merubah diri saya sendiri, menarik diri dari peluang melakukan kesalahan. Meskipun saya akan merindukan aroma embun pagi, akan merindukan suara burung-burung di pagi hari..

Masih dalam kebingungan (dan tentu saja terlihat bodoh), ada yang mau memberi masukan?

3 Comments

  1. Masih perlu kali naik gunungnya tapi jangan jadikan rutinitas.
    Setahun sekali buat hiburan

  2. gimana kalau dimulai dari hal yang bisa ente lakuin jeng? bikin website, terus kampanye ttg hal ini, akhirnya rame2 bikin gerakan \”bersih2\”.. (( ?? )).

    jangkauannya emg terlalu gede, tapi kemungkinannya tetep ada kan? bukankah kadang yang menghalangi gerakan kita justru pemikiran dan niat kita sendiri jeng.. ( pengalaman pribadi :(( )

    Berdjoeang! *ngutip kata2 ente di weekendproject*

  3. kalo gunung yang ada cocochipnya?

Leave a Reply