Ketika seseorang –menurut kita– bersalah, maka otomatis hati dan pikiran serta ucapan tentang dia tidak ada baiknya. Seolah lupa bahwa dia pernah berbuat baik kepada kita, seolah dia adalah manusia paling jahat se alam semesta.
Eh, saya tidak sedang membicarakan the smiling general yang saat ini sedang saya saksikan dengarkan acara pemakamannya di televisi. Saya berbicara dalam konteks yang lebih luas. “Dia” bisa berarti mantan pacar yang selingkuh, teman yang merebut pacar kita, atau siapapun yang menurut kita tidak layak untuk dimaafkan.
Saya hanya ingin bertanya, apakah kita lebih baik daripada dia? Atau, akankah kita melakukan hal yang berbeda –yang menurut kita lebih baik– saat kita berada di dalam posisi dia?
Ah lupakan, saya hanya sedang kesal dengan banyaknya orang yang tidak terlahir sebagai hakim namun mahir menghakimi, mengambil alih kuasa Tuhan untuk menentukan baik-buruknya seseorang, sementara Tuhan sendiri sebenarnya berada di atas segala kebaikan dan keburukan.
anima
we’re never ever in the position to judge 🙂
masnyus
podium…
weleh….
kangdiman
wes mulai lagi..nulis apa neh dik…sing semeleh yo le…kekekek ;))
detnot
saya harap postingan ini bukan karena jeng sendal sedang demam kepanasan di pantai kemaren 😀
btw, “slenthikan” sampeyan banyak yang mak nyus jeng 😡
sluman slumun slamet
duh, semakin bijak nih….
😀
Fany
saya juga kesal…
extremusmilitis
yupe aku rasa, aku setuju dengan ini, lebih baik diam saja, daripada kita harus meng-hakimi orang untuk sesuatu di-tengah ke-buruk-an dan ke-baik-an-nya.
mem-bukti-kan kata pepatah lama:
“gara-gara nila se-titik, rusak susu se-belanga” 😉
Esmeralda
apakah ini ada hubungannya dengan sesuatu yang kita bicarakan pagi tadi Pedro?*padahal sepagi ndak mbicarain apa apa*:lol:
sarah
Namanya juga orang lagi kesel, pasti pikiran nya negatif mulu. So…be positif. 😉
eko
orang bijak makan salak
Asal ga satu “peti” ga akan “mati”.
Goen
Tumben ngomong kayak gini… 😀
*kabur*
cempluk
kita sebagai manusia hanya bisa instrospeksi diri..kita juga tidak bisa menjustice diri kita lebih baik dari orang..
pengki
kok saya cenderung setuju sama sarah ya. *hayah*
kadang waktu hal negatif datang (kesal, marah, capek, iri, dengki (bukan pengki), tersakiti secara lahir batin ), orang cenderung susah untuk ngeliat dari sisi berbeda.
ya ya, egoisme manusia.
starboard
Kalo kita kesel lebih baik kita pijetan loh dik. Biar kesel nya ilang 😀
the_kepiting
pak yeni yang terhormatjikalau pak yeni sedang gundah hatisebaiknya pak yeni brangkat ke jakartananti saya antarkan kekawasan yang bikinhati pak yeni menjadi tenang…”taman lawang” jawabannya.
regards,
the kepiting
waterbomm
@jeng sarah : keknya be a negative deh.. *gara-gara baca buku “be a negative” karya Susan Naomi* so be negative!! ga semuanya melulu musti be postive hihi…
@the kepiting : loh bukannya tempatnya jeng yeni di lapangan banteng? CMIIW
Gara – gara nila setitik rusak susu sebelangga – mungkin itu jeng tepatnya… kebaikan seseorang akan dilupakan ketika orang tersebut berbuat jahat sekali pun.. karena kejahatan seseorang lebih awet diinget ketimbang kebaikkannya… (nyambung ga sih? hahaha…. podo wae)