Kalau boleh saya tanyakan ke Anda semua, apa alasan Anda berbuat baik? Apa alasan Anda beribadah, sedekah, dan menolong orang lain? Kalau jawaban Anda adalah supaya masuk surga, maka ijinkanlah saya berdoa semoga Anda secepatnya mati, lalu masuk surga.
Saya jahat? Jelas tidak. Bukankah saya berdoa agar keinginan Anda cepat terkabul? Justru yang sadis itu kalau saya berdoa agar Anda panjang umur, karena hal ini akan memberikan kesempatan kepada Anda untuk mengumpulkan beberapa dosa sehingga akan mengganggu proses pemasukan Anda ke dalam surga. Hayo, masih nuduh saya sadis?
Dalam rangka keinginan masuk surga inilah, ada kalanya manusia melakukan hal-hal yang kurang pas. Ketika ada orang yang jahat, hati Anda mungkin akan mengutuk “Silahkan saja jahat ke aku, kalau masuk neraka tanggung sendiri, rasain!“. Lha, pengen masuk sorga kok pake ndoa’in orang masuk neraka?
Kadang ada pula yang beranggepan, “biarlah orang lain mo ngapain, yang penting aku bisa masuk surga“, lha kok kesannya egois banget.
Sodara-sodariku semua, menurut saya, jika kita melakukan hal-hal baik hanya demi masuk surga, maka kita telah memperlakukan Tuhan layaknya seorang pedagang dan memposisikan diri kita sebagai pembeli. Tuhan jual surga, dan kita membelinya dengan perbuatan baik kita.
Hal seperti ini ndak bisa masuk di otak saya. Bagi saya, Tuhan itu posisinya di atas kita, harga mati, mutlak. Jadi apapun tergantung kehendak Dia. Kalau Dia pengen saya masuk neraka, meskipun saya sudah naik haji 40 kali, sedekah sampai saya kere, sholat malam sampai jidat saya kayak ikan louhan, maka tetap masuklah saya ke neraka.
Lalu akan ikhlas-kah kita jika oleh Tuhan ternyata kita dilempar ke neraka, sementara semasa hidup kita sudah beribadah sekuat-kuatnya? Seharusnya sih, kalau kita nganggep Dia sebagai Tuhan, sebagai Raja kita, maka kita harus ikhlas dengan segala yang Dia berikan, termasuk neraka sekalipun.
Kalau masih tetap mengharap surga, lha ini namanya belum sepenuhnya nerima Dia sebagai Tuhan. Kita masih mengedepankan ego kita, bahwa kita telah berbuat baik maka Tuhan harus menggantinya.
Ng… saya ndak bermaksud memprovokasi Anda lho ya. Saya cuma menuliskan pemahaman saya tentang Ketuhanan. Tentang posisi saya sebagai hamba, dan posisi Dia sebagai Raja saya. Kalau Anda beda persepsi, silahkan banget.
Eh iya, tadi Anda jawab Anda berbuat baik karena pengen masuk surga kan? Maka sekali lagi saya doakan semoga Anda cepet mati dan kemudian masuk surga.
Ah betapa baiknya saya..
Leave a Reply