Opera

Kembalilah ke jalan yang benar, jalan Opera

Perkenalan saya dengan Opera, dimulai sekitar tahun 2001-2002, kalo ga salah waktu itu Opera versi 6 atau 7. Merupakan shareware, dan bisa digunakan tanpa membayar namun ada bannernya. Dan, website yang saya buat dalam rangka belajar, kliatan ancur di sana. Karena itu saya malas menggunakan Opera.

Selanjutnya saya menggunakan IE, lalu kenal dengan Firefox. Secara waktu itu mesin saya adalah Pentium 2, maka menggunakan firefox sama saja menelan gajah utuh-utuh, kloloden! I hate this browser. Lalu saya mulai pegang Opera lagi, ada banner-nya ga papa, gonta-ganti browser.

Beberapa tahun kemudian, saya sudah kerja sebagai tukang bikin web di perusahaan Tak Habis Pikir ™. Waktu itu browser yang terkenal adalah Firefox. Ah, tetap bukan browser yang bagus. Lalu iseng saya cari-cari browser alternatif, dan saya terngat dengan Opera. Pas saya buka situsnya Opera, saya kaget dengan statusnya sebagai browser yang gratis. It should be great!

Saya download.. wow, cuma 2.x mb! Saya lupa versinya, 8.0 ataukah 8.5. Segera saya instal, dan saya rasakan pesonanya. Fast load, ringan, RSS reader (waktu itu belum ada satupun browser yang sudah ada RSS readernya), mail client (iya, mail client!), IRC client, WAP browser, apa lagi ya… Ah iya, SVG! Setahu saya, memang Opera yang sudah support dengan SVG (Scalable Vector Graphic) tanpa harus instal plugin lagi.

This is the one for me, kata saya waktu itu. Lalu saya baca-baca juga bahwa Opera adalah satu-satunya browser yang lolos ACID test, sebuah test untuk mengetahui browser mana yang paling support dengan standar pembuatan web.

Sebagai tukang mbuat web, standar sangat penting bagi saya. Dengan men-develop web di browser yang tepat, hack yang dilakukan agar bisa cross browser akan lebih minim. Sebaliknya, membuat web di browser yang jelek, akan membunuh kita nantinya saat kita diharuskan membuat web kita cross browser. Memasang tulisan best view in name-a-browser adalah suatu “kepengecutan” bagi saya. Betapa tidak? Pembuat web yang memasang tulisan itu, berarti tidak mengijinkan pengguna browser lain menikmati karyanya.

Selanjutnya, muncul Opera Widget untuk menambah pernak-pernik. Dan terakhir yang cukup keren adalah Speed Dial. Saat membuka tab baru, tinggal tekan shortcut dan halaman web sudah terbuka. Menarik sekali.

Oh iya, tentang tab di Opera. Saya pernah (sering deng) buka lebih dari 20 tab, semuanya membuka gambar (dari galeri foto), dan tidak ada penurunan performa komputer/browser! Hal ini benar-benar membuat saya tergumun-gumun.

Selain itu, Opera sudah dilengkapi dengan download manager sendiri. Jadi ketika download terputus atau komputer mati, tinggal klik Resume maka proses download akan diteruskan. Dan yang paling menyenangkan bagi saya tentunya fasilitas di Opera yang mengingat halaman terakhir yang saya buka. Jadi misalnya saya harus mematikan komputer, ketika saya membuka 3 tab yang berisi situs menarik, maka ketika Opera saya jalankan lagi, 3 halaman itu masih nongkrong ditempatnya, tanpa perlu loading lagi dari servernya! Jadi saat offline-pun 3 situs tersebut masih bisa saya baca.

Apakah saya sudah menyebutkan mouse gesture di sini? Membuka halaman web, kembali ke halaman sebelumnya, menutub tab dll. cukup hanya dengan menggerakan mouse.

Ya ya ya, memang ada browser lain yang bisa melakukan hal-hal yang saya sebutkan di atas. Tetapi membutuhkan plugin, and it’s sucks. Kenapa sucks? Bayangkan ketika Anda harus instal ulang komputer, Anda akan menghabiskan waktu dengan menginstal plugin tersebut satu-persatu :p

Sepertinya masih banyak hal lagi yang ga bisa saya sebutkan di sini karena keterbatasan pengetahuan saya. Silahkan dilihat saja fitur-fitur Opera dan pikirkan sendiri manfaat maupun akibatnya. :p

Eh, Opera bukan open-source lho. Tapi buat apa saya memikirkan source Opera? Toh saya bukan developer, saya cuma pemakai Opera. Dan pemakai Opera ngga butuh source code-nya.

Greet to Komunitas Opera Indonesia dan silahkan juga menyempatkan diri membaca Why do you not use Opera? di forum SitePoint. Kembalilah ke jalan yang benar, jalan Opera ^_*

13 Comments

  1. saya sudah berada di jalan yang benar nich
    hidup Opera

  2. laporan : sayah akan mencoba kembali ke jalan yang benar. terimakasih atas bimbingannya..

  3. Om pangsit masih sedikit ke jalan yang benar, soalnya operanya masih jadul.. xixiixixi.

    kalo sayah gimana ya? soalnya ya make opera,ie,safari dan pairpok, maksudnya biar bisa login ke dweb bareng-bareng.. maklum id sayah banyak.. yg jd moderator ajah ada 3 hehehehhe

  4. Wah, jadi inget pas pake Opera 7, mesti cari kreknya biar jalan tanpa ada banner gitu… sekarang jadi pemakai FF sejati… Idup Perpok!!!

  5. saya payah…
    saya malu bertanya,
    maka masih tersesat..
    hueheuehhehee

  6. Wah om harusnya cross browsing di Opera Indonesia juga neh πŸ˜€

    meringankan beban saya gitu πŸ˜€

    Top Deh!

  7. yuhuuuuuuuu opera …..i’m coming !

  8. Kemarin dah download tarballnya. Ternyata opera sekarang dah ngga ada bannernya. Emang bagus nih browser.

  9. Panda

    Kembalilah ke pangkuan open source firefox πŸ˜›

  10. @panda
    ngapain open source kalo kita ga butuh source-nya? πŸ˜€

  11. Panda

    Loh Flock Lemper kan pake firefox juga πŸ˜›

    Btw makanya pake extension backup seperti feebee jadinya kalau mau install ulang gak usah satu2 lagi.

  12. IE sama Firefox sih buat login pake username lain.

  13. uthe

    kasih tau perangkat lunak buat akses internet dounkz krmin ke emil gue

Leave a Reply